Minggu, 14 September 2014

MAKALAH PENDEKATAN KUALITATIF DALAM PENANGANAN RESIKO



BAB I
PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang
Di dalam kehidupan sehari-hari, kata Resiko sudah sering terdengar dan sudah biasa diucapkan dalam pembicaraan sehari-hari oleh banyak orang.  Resiko adalah kemungkinan sebuah ancaman   tertentu   memanfaatkan   kelemahan   sistem   tertentu (Peltier, 2005).  Sedangkan menurut (Dorofee, 2003), resiko adalah kemungkinan terkenanya bencana atau kerugian; sebuah potensi dari konsekuensi negatif yang tidak diinginkan dari suatu kejadian. Resiko ini menunjuk pada situasi dimana seseorang dapat melakukan sesuatu yang tidak diinginkan atau sebuah kejadian alam yang dapat menyebabkan akibat yang tidak diinginkan, mengakibatkan dampak negatif. 
Risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Dalam bidang asuransi, risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan ketidakpastian, di mana jika terjadi suatu keadaan yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian (Wikipedia, 2013).
Ketiga definisi tersebut mengungkapkan bahwa resiko merupakan kemungkinan terkenanya sebuah bahaya/akibat/konsekuensi/ancaman/ bencana/kerugian tertentu yang terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang, atau dengan kata lain resiko ini menunjukkan situasi dimana seseorang melakukan sesuatu yang tidak diinginkan, yang dapat menyebabkan akibat yang tidak diinginkan, serta mengakibatkan dampak negatif.  Resiko itu sendiri terbagi menjadi beberapa macam, seperti resiko kebakaran, kecelakaan, bencana alam (gempa bumi, gunung meletus, tsunami, longsor, dan lain sebagainya).  Berbagai macam resiko tersebut dapat menyebabkan kerugian jika tidak diantisipasi.  Oleh karena itu, sebelum terjadinya berbagai resiko tersebut sebaiknya kita antisipasi agar kita tidak mendapatkan kerugian.
Resiko itu sendiri berhubungan dengan ketidakpastian yang terjadi karena kurangnya atau tidak tersedianya informasi yang lengkap tentang apa yang akan terjadi.  Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) itu dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Dalam beberapa tahun terakhir, manajemen resiko menjadi trend utama, baik dalam perbincangan, praktik, maupun pelatihan kerja.  Hal ini secara konkret menunjukkan pentingnya manajemen resiko dalam dunia bisnis pada masa kini.
Setelah kita mengidentifikasi resiko, maka tindakan selanjutnya adalah mengukur resiko. Dengan mengukur resiko kita bisa mengetahui seberapa besar resiko itu.  Apabila resiko tersebut telah diukur, maka selanjutnya resiko tersebut harus dikendalikan agar kita dapat menghindari resiko yang akan terjadi dan dapat mengendalikan kemungkinan terjadinya kerugian. 
Dalam mengendalikan resiko tersebut diperlukan adanya pendekatan-pendekatan yang dapat menangani resiko.  Pendekatan-pendekatan itu sendiri terbagi menjadi 3 yakni pendekatan kualitatif, pendekatan kuantitatif, dan pendekatan semi kuantitatif.  Ketiga pendekatan itu pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui hubungan timbal balik antara resiko dengan pendekatan tersebut. 
Pendekatan kualitatif terdapat pendekatan dua langkah dan metode pendaftaran sementara.  Pendekatan dua langkah sering disebut dengan metode asuransi. Dalam metode asuransi ini, manajer risiko harus menyiapkan  suatu daftar penutupan asuransi (insurance coverage) yang dirasa paling jitu menutup kerugian ini.  Sedangkan dalam metode pendaftaran sementara, manajer risiko harus menetapkan kombinasi penutupan asuransi yang dapat memberikan perlindungan terbaik terhadap risiko yang dihadapi perusahaan yang bersangkutan.
Berdasarkan dari uraian diatas, maka penulis tertarik membuat makalah ini dengan judul, “PENDEKATAN KUALITATIF DALAM PENANGANAN RESIKO”.


1.2    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang akan penulis kemukakan adalah “Bagaimanakah pendekatan kualitatif dalam penanganan resiko?”.
Adapun rumusan masalah khususnya adalah sebagai berikut:
1.    Bagaimanakah dimensi pendekatan kualitatif dalam penanganan resiko?
2.    Bagaimanakah pendekatan dua langkah dalam penanganan resiko?
3.    Bagaimanakah metode pendaftaran sementara dalam penanganan resiko?
4.    Bagaimanakah membuat daftar yang telah diperbaiki dalam penanganan resiko?

1.3    Tujuan
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut diatas, maka tujuan yang hendak dicapai adalah sebagai berikut:
1.    Untuk mengetahui pendekatan kualitatif dalam penanganan resiko.
2.    Untuk mengetahui dimensi pendekatan kualitatif dalam penanganan resiko.
3.    Untuk mengetahui pendekatan dua langkah dalam penanganan resiko.
4.    Untuk mengetahui metode pendaftaran sementara dalam penanganan resiko.
5.    Untuk mengetahui cara membuat daftar yang telah diperbaiki dalam penanganan resiko.

1.4    Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Agar penulis dan pembaca dapat mengetahui pendekatan kualitatif dalam penanganan resiko.
2.    Agar dapat menjadi acuan untuk pembuatan karya ilmiah selanjutnya.

1.5    Metodologi Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data kepustakaan (library research), yakni mengumpulkan data dari buku-buku dan internet.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1    DIMENSI PENDEKATAN KUALITATIF
Dalam praktek, disebabkan perubahan-perubahan yang cepat dari lingkungan risiko, perlunya untuk bereaksi dengan cepat terhadap masalah yang mendesak, dan keterbatasan-keterbatasan baik yang bersifat kelembagaan maupun yang berhubungan dengan faktor manusia, maka seringkali manajer risiko pada suatu waktu terperangkap mengurusi satu bagian saja dari total program manajemen risikonya. Misalnya manajer mungkin hanya memusatkan perhatiannya pada kecelakaan industri saja atau pada kerugian-kerugian terhadap pengiriman barang dengan kapal laut saja.  Dalam mencapai keputusan seperti ini, mereka cenderung mengikuti alasan yang dikemukakan pada pembahasan sarana dasar manajemen risiko.
Malahan secara periodik, manajer risiko harus memperluas peninjauannya.  Peninjauan ini bisa dilakukan sendiri bisa dengan bantuan konsultan atau perusahaan asuransi.  Dalam bidang lain dari tuan konsultan atau perusahaan asuransi.  Dalan bidang lain dari manajemen risiko pendekatan cara sistem mendorong perusahaan untuk mempertimbangkan secara serentak aspek-aspek operasi; manajemen asuransi hendaknya mengikuti cara itu.  Alasan mengapa harus dilakukan peninjauan filosofi total risiko dan prosedurnya adalah perlunya untuk membangun kebijaksanaan manajemen risiko yang sejalan dengan tujuan perusahaan yang bersangkutan dan mengetahui hubungan timbal balik antara berbagai bidang dan berbagai keputusan bidang resiko.
Tanpa menggunakan kebijaksanaan seperti itu  untuk menuntun pengambilan keputusan untuk satu segi risiko tertentu, ada kemungkinan gagal untuk mengenal hubungan timbal balik tersebut.  Disamping itu juga keputusan-keputusan mungkin tidak konsisten, mungkin pula menerapkan standar  yang berbeda-beda untuk kasus yang bersamaan.
Metode analisis kualitatif (qualitative analysis method), yaitu  metode analisis risiko yang menggunakan tabulasi berdasarkan penilaian deskriptif (tinggi, sedang atau rendah).  Pendekatan kualitatif  melakukan analisis terhadap potensi dampak yang dapat terjadi akibat ancaman dari gangguan dan kelemahan, yang akan dinilai dengan skala tinggi, menengah dan rendah.  Analisis kualitatif menggunakan bentuk kata atau skala deskriptif untuk menjelaskan seberapa besar potensi risiko yang akan diukur.
Di sisi lain, penilaian risiko kualitatif lebih berkaitan dengan nilai-nilai intangible, dan berfokus pada variabel dan bukan hanya pada kerugian moneter. Penilaian risiko kualitatif jauh lebih mudah untuk dilakukan dan dapat mengidentifikasi daerah berisiko tinggi. Misalnya, Anda perlu melakukan penilaian risiko untuk menentukan dampak dari menginstal jalur akses LAN nirkabel dalam organisasi Anda. Hal yang pertama adalah untuk menentukan kerentanan, ancaman, dan juga risiko menggunakan LAN nirkabel. Kemudian Anda menentukan apakah risiko tersebut berlaku untuk organisasi Anda dan menentukan kemungkinan bahwa Anda beresiko. Salah satu risiko menggunakan LAN nirkabel adalah kemungkinan seseorang mengendus lalu lintas jaringan nirkabel, dan jalur akses yang salah konfigurasi dapat memungkinkan koneksi klien nakal. Ini adalah resiko yang nyata yang perlu ditangani. Dapatkah Anda menempatkan nilai moneter terhadap risiko-risiko ini? Jika seseorang terhubung ke jaringan Anda melalui jalur akses terbuka, berapa banyak perusahaan anda akan kehilangan biaya dalam pendapatannya?
Seperti yang dapat Anda lihat dari contoh ini, analisis risiko kuantitatif dalam situasi ini tidak cukup bekerja. Pendekatan kualitatif jauh lebih baik, karena kita bisa sampai pada hasil yang lebih subjektif. Dalam penilaian risiko kualitatif, hasilnya biasanya dikategorikan sebagai rendah, sedang, atau risiko tinggi kejadian. Seseorang mengoperasikan jalur akses LAN nirkabel di rumah di pedesaan, di mana tetangga terdekat berjarak 5 mil, maka risiko akan adanya seseorang yang mencoba untuk masuk ke jaringannya sangat rendah. Sebuah perusahaan di tengah-tengah taman berteknologi tinggi, dengan jalur akses yang memungkinkan koneksi nakal, memiliki risiko tinggi.


PROSES ANALISIS RISIKO KUALITATIF
Thomas R. Peltier (2001), dalam bukunya yang berjudul “Information Security Risk Anaysis”, menjelaskan tahapan pada analisis risiko secara kualitatif, dalam sepuluh proses, meliputi:
1.        Identifikasi batasan analisis (scope)
Proses ini akan dilakukan penentuan fokus masalah yang akan diselesaikan.
2.        Pembentukan tim.
Pada proses ini akan dilakukan pembentukan tim yang bisa terdiri dari para ahli, pihak managemen dan pengguna.
3.        Identifikasi ancaman
Pada proses ini akan dilakukan pendaftaran beberapa ancaman, berdasarkan hasil observasi dan tanya jawab, sehingga dapat diketahui ancaman dan kelemahan yang menyebabkannya.
4.        Prioritas ancaman berdasarkan aset
Pada proses ini memperhatikan ancaman yang memiliki kecenderungan terjadi dinilai rendah, menengah atau tinggi.
5.        Identifikasi dampak
Berdasarkan identifikasi dampak kehilangan, maka dapat dinilai level dampaknya, yang dinilai dengan rendah, menengah dan tinggi.
6.        Identifikasi sumber resiko
Pada proses ini akan dilakukan rekapitulasi level ancaman, dampak dan faktor risiko.
7.        Identifikasi kontrol keamanan
Pada proses ini akan dilakukan identifikasi kontrol dan alat pengamanan yang akan dipilih berdasarkan ancaman.
8.        Analisis cost-benefit
Proses pada analisis risiko kualitatif memiliki fungsi yang sama seperti proses pada analisis risiko, sebagai contoh  penilaian dampak kehilangan yang dilakukan pada analisis risiko kualitatif,  sama dengan tahap analisis dampak pada penilain risiko, tetapi tahap analisis cost-benefit tidak terdapat pada analisis risiko, karena analisis tersebut ada  pada tahapan risk mitigation.
9.        Level kontrol
10.    Sosialisasi hasil analisis
Melakukan pembuatan executive summary, yang melaporkan keseluruhan hasil analisis risiko yang dilakukan.

Gambar 2.1
Analisis Risiko Kualitatif dan Metodologi Analisis risiko

Sumber:  Aan Albone (2012)

2.2    PENDEKATAN DUA LANGKAH
Salah satu pendekataan terhadap perencanaan total risiko adalah suatu prosedur dua langkah yang sering pula disebut sebagai metode asuransi.  Sesudah manajer risiko mengidentifikasikan dan mengukur kerugian potensial, maka ia harus menyiapkan  suatu daftar penutupan asuransi (insurance coverage) yang dirasa paling jitu menutup kerugian ini.
Penutupan dalam daftar itu dibagi dalam 3 golongan utama atas dasar keparahan  kerugian yang ditutup. Kemudian manajer risiko meninjau kembali kontrak asuransi dalam setiap golongan untuk menetapkan yang mana di antara kerugian-kerugian ini yang mungkin lebih memuaskan ditangani dengan cara-cara lain dari  asuransi. 

2.3    METODE PENDAFTARAN SEMENTARA
Dalam langkah pertama, manajer risiko harus menetapkan: pertama, kombinasi penutupan asuransi yang dapat memberikan perlindungan terbaik terhadap risiko yang dihadapi perusahaan yang bersangkutan.  Dengan asumsi setiap perusahaan lebih suka membeli pertanggungan asuransi sepanjang jasa asuransi yang diingini tersedia.  Untuk penetapan ini, pihak manajer risiko harus mengerti kontrak asuransi dan penetapan harga asuransi.  Tujuannya adalah untuk mengadakan perlindungan yang paling lengkap dengan biaya yang paling murah.  Oleh karena itu, tidak semua risiko bisa diasuransikan maka dengan membuat daftar ini, manajer risiko akan lebih waspada bahwa risiko seperti ini, manajer risiko akan lebih waspada bahwa risiko seperti in harus ditangani dengan cara lain bukan dengan asuransi.
Manajer risiko harus memilih limit dari kebijaksanaan yang memberi perlindungan, selengkap mungkin.  Umumnya limit kebijaksanaan dalam daftar sementara ini seharusnya sama dengan kerugian maksimum yang mungkin (maximum possible loss), tetapi kadang-kadang kerugian ini melebihi penutupan maksimun yang tersedia.  Kerugian yang melebihi jumlah maksimun yang tersebut yang tersedia akan ditangani dengan cara-cara lain.
Sesudah manajer risiko menetapkan kombinasi penutupan yang terbaik dan limit kebijaksanaan, maka ia membagi kontrak asuransi ke dalam 3 golongan yaitu:

1.    Penutupan yang esensial
Penutupan yang esensial ialah penutupan yang diwajibkan oleh undang-undang (misalnya asuransi  kompensasi tenaga kerja, ASTEK), atau yang diwajibkan oleh perjanjian (seperti perjanjian dengan serikat buruh, perjanjian denga pemberi hipotik, dan sebagainya).  Termasuk pula ke dalam golongan ini adalah perlindungan asuransi terhadap kerugian perusahaan (misalnya kerugian karena tanggung jawab pada pihak ketiga atau liability losses).
2.    Penutupan yang diinginkan
Kontrak yang diinginkan yang memberikan perlindungan terhadap kerugian-kerugian yang menghalangi operasi perusahaan, tetapi barangkali tidaka kan sampai menyebabkan perusahaan ditutup.
3.    Penutupan yang tersedia
Kontrak yang tersedia meliputi semua jenis perlindungan yang belum termasuk ke dalam  kedua golongan terdahulu.  Kontrak ini meliputi perlindungan terhadap kerugian-kerugian ringan.

2.4    MEMBUAT DAFTAR YANG TELAH DIPERBAIKI
Setelah daftar sementara itu lengkap, manajer risiko lalu meninjau kontrak-kontrak dalam masing-masing golongan untuk menetapkan yang mana di antara kerugian itu yang mungkin bisa ditangani lebih memuaskan dengan cara-cara lain. Sebagai contoh kontrak-kontrak yang dikeluarkan dari golongan yang  esensial mungkin meliputi perlindungan terhadap:
1.    Kerugian yang bisa dipindahkan kepada pihak lain (bukan perusahaan asuransi) dengan  biaya yang lebih murah dari premi asuransi.
2.    Kerugian yang bisa dicegah atau dikurangi sedemikian rupa sehingga tidak lagi merupakan kerugian yang parah.
3.    Kerugian yang terjadi demikian seringnya sehingga kerugian itu dapat diperkirakan dengan seksama. Dalam hal ini asuransi madiri lebih menarik karena menghemat pengeluaran.
Dalam membuat keputusan-keputusan ini manajer risiko dapat menimbang manfaat dari setiap metode (sarana) yang ada atau dapat menerapkan pendekatan kuantitatif.
Pembahasan di atas semua berdasarkan jenis kerugian tetapi seperti yang telah dikemukakan pada pembicaraan “Pengukuran Risiko”, mungkin pula membagi sesuatu jenis kerugian tertentu kedalam dua (lebih) sub jenis, tergantung atas besarnya kerugian potensial itu. Sebagai contoh, walaupun “kerugian maksimum yang mungkin” (the maximum possible loss) yang ditetapkan dari pada suatu jenis tertentu misalnya adalah Rp 1 milyar dank arena itu penutupan atas kerugian ini merupakan penutupan esensial, maka kerugian Rp 500.000.- atau kurang dapat diramalkan atau mungkin tidak penting, sehingga manajer risiko akan memandang jenis asurans ini pada kerugian Rp 500.000,- yang pertama, sebagai asuransi terbaik yang tersedia dengan hanya di atas jumlah itu yang dipandang sebagai esensial. Jenis asuransi yang dapat dikurangi (deductible) dan “excess insurance” yang tersedia pada perusahaan asuransi akan membatasi apa yang bisa dilakukan sepanjang lini ini.
Manajer risiko cenderung menginginkan jenis analisis yang sama pada penutupan. Kasus bagi metode non insurance lebih kuat dengan penghargaan pada penutupan-penutupan ini, sebab-akibat daripada tidak mengasuransikan tidak akan parah.
Pembelian suatu asuransi, sebagian ada yang disebabkan oleh service tertentu yang ditawarkan oleh pihak perusahaan asuransi, dimana service tersebut dipandang oleh manajer risiko yang bersangkutan bernilai tinggi. Sebagai contohnya pada asuransi kerugian yang melindungi dinding kaca suatu bangunan, merupakan asuransi yang prioritasnya rendah, tetapi mungkin karena perusahaan asuransi yang bersangkutan juga menyediakan jasa perbaikan pemasangan dinding kaca yang ditanggung itu, manajer risiko tertarik untuk membeli asuransi tersebut. Asuransi terhadap harta benda yang relative tidak penting, mungkin bisa menarik bagi manajer risiko jika preminya, menurut pandangan manajer yang bersangkutan, merupakan harga yang dapat ditawar. Dengan penghargaan terhadap banyak penutupan yang tersedia, malahan metode penanganan risiko yang lain akan tampak lebih menyeangkan, akan memakan biaya yang sedikit untuk penerapannya, atau akan mempunyai manfaat lain.
Ketiga patokan klasifikasi ini tidak mengertikan pada manajer risiko suatu titik dasar pada mana ia seharusnya menarik garis yang mengacu pada pembelian asuransi, teristimewa jika garis itu harus ditarik di dalam salah satu dari ketiga kelas itu; tetapi klasifikasi ini menyaranka beberapa prioritas dengan penghargaan pada pengguanaan dana yang tersedia untuk premi asuransi. Klasifikasi ini juga memfokuskan perhatian pada konsekuens tidak memakai jasa asuransi.
Kontrak-kontrak asuransi yang esensial dan di inginkan yang belum dihapuskan dalam pendaftaran kedua ini seharusnya dibeli jikalau kebutuhan dari dana premi tidak lebih penting.  Asuransi apakah yang akan merupakan isi kedua kelas ini, tergantung atas beberapa faktor pendukung seperti berikut ini:
1.    Status ekonomi dari perusahaan yang bersangkutan
2.    Objektif manajemen resiko perusahaan yang bersangkutan
3.    Sifat daripada exposure
4.    Sikap penolakannya terhadap resiko
5.    Ketetapan pengukuran kerugian potensial

Selanjutnya manajer resiko mestinya mempertimbangkan tentang apa yang harus dilakukan terhadap resiko-resiko yang tidak tertulis dalam daftar yang pertama, disebabkan oleh tidak tersedianya jasa asuransi terhadap kerugian semacam itu.  Sebagai akibat dari pendaftaran sementara dari pada penutupan asuransi adanya kerugian potensial yang tidak bisa diasuransikan itu, maka manajer resiko seharusnya membuat daftar yang sudah direvisi yang memperlihatkan bagaimana masing-masing peralatan (metode) manajemen resiko sebaiknya dipergunakan untuk menangani setiap resiko yang dihadapi perusahaan yang bersangkutan.  Contoh daftar itu yang sudah dipersingkat diberikan dibawah ini:
A.  Penghindaran (tidak mungkin)
B.  Pencegahan dan pengurangan kerugian
1.    Inspeksi keselamatan harta benda
2.    Pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi pegawai-pegawai yang penting.
C.  Penanggungan sendiri
1.    Kerugian-kerugian sampai Rp 1.000.000,- bagi jenis mana saja
2.    Kerugian yang bersifat tanggung gugat (liability) yang melebihi batas yang ditentukan, diperoleh dari asuransi.
D.  Pemindahan resiko yang bukan kepada asuransi
1.    Persetujuan leasing bagi peralatan dan gedung
E.   Asuransi (dengan Rp 1.000.000,- yang bersifat deductible sepanjang jasa itu tersedia)
1.    Prioritas pertama (esensial)
a.    Asuransi kompensasi pekerja
b.    Asuransi tanggung gugat (liability) bagi pekerja
c.    Asuransi harta milik atas gedung
2.    Prioritas kedua (bersifat diinginkan)
a.    Asuransi kerusakan kendaraan bermotor
b.    Asuransi ketidakmampuan bagi personal penting
3.    Prioritas ketiga (bila tersedia)
a.    Asuransi kaca jendela dan dinding kaca
b.    Asuransi leasing

Walaupun metode asuransi yang telah dijelaskan di atas ditujukan pada pendekatan perencanaan total resiko, tetapi juga bisa dimanfaatkan untuk program manajemen resiko yang berkenaan dengan sesuatu resiko juga.  Misalnya jika seseorang manajer resiko inign membeli asuransi, maka berfaedah mengelompokkan asuransi itu atas esensial, diinginkan dan tersedia.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ANALISIS RESIKO KUALITATIF
A.      Kelebihan analisis resiko kualitatif adalah sebagai berikut.
1.    Perhitungannya sederhana (tidak ada perhitungan).
2.    Tidak perlu menentukan nilai keuangan dari aset.
3.    Tidak perlu mengkuantisasi frekuensi ancaman.
4.    Lebih mudah, dapat melibatkan staf non-security dan non-teknikal.
5.    Menyediakan  fleksibilitas dalam pemrosesan dan pembuatan laporan.

B.       Kekurangan analisis resiko kualitatif adalah sebagai berikut.
1.    Bersifat subjektif.
2.    Hasilnya  semata-mata  bergantung  pada  kualitas  tim  manajemen resiko.
3.    Tidak perlu banyak usaha untuk menentukan nilai keuangan dari aset yang menjadi target.
4.    Tidak ada dasar untuk analisis cost-benefit dari pengurangan resiko.






















BAB III
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah penulis kemukakan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1.    Dimensi pendekatan kualitatif
Analisis kualitatif menggunakan bentuk kata atau skala deskriptif untuk menjelaskan seberapa besar potensi risiko yang akan diukur. Hasilnya misalnya risiko dapat termasuk dalam:  risiko rendah, sedang, dan tinggi.
2.    Pendekatan dua langkah
Pendekatan dua langkah sering disebut dengan metode asuransi.  Dalam metode asuransi ini, manajer risiko harus menyiapkan  suatu daftar penutupan asuransi (insurance coverage) yang dirasa paling jitu menutup kerugian ini. 
3.    Metode pendaftaran sementara
Dalam metode pendaftaran sementara, manajer risiko harus menetapkan kombinasi penutupan asuransi yang dapat memberikan perlindungan terbaik terhadap risiko yang dihadapi perusahaan yang bersangkutan.
4.    Membuat Daftar yang Telah Diperbaiki
Dalam metode ini, manajer resiko harus membuat daftar yang sudah direvisi yang memperlihatkan bagaimana masing-masing peralatan atau metode dari manajemen resiko sebaiknya dipergunakan untuk menangani setiap resiko yang dihadapi oleh perusahaan yang bersangkutan.

3.2    Saran
Penulis sadari bahwa pokok-pokok pikiran yang penulis sampaikan dalam maakalh ini belum lengkap dan belum operasional, bahkan mungkin belum dapat menjelaskan secara menyeluruh, namun paling tidak makalah ini dapat memberikan masukan dan suatu harapan bahwa makalah ini dapat memberikan pemaparan dan motivasi untuk mengkaji lebih dalam tentang pendekatan kualitatif dalam penanganan resiko.
DAFTAR PUSTAKA

Albone, Aan.  2011.  Aspek Kuantitatif dan Kualitatif pada Metodologi Analisis Risiko Teknologi Informasi (on-line).  Http://aanalbone.wordpress.com/ 2011/01/24/aspek-kuantitatif-dan-kualitatif-pada-metodologi-analisis-risiko-teknologi-informasi/. (Diakses tanggal 24 Januari 2011).

Albone,Aan. 2011. Prinsip Dasar Manajemen Resiko (Risk Management):  Program Studi S2 MKM Kelas E-Learning Mata Ajaran K3 (on-line). Http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CCkQFjAA&url=http%3A%2F%2Fstaff.ui.ac.id%2Fsystem%2Ffiles%2Fusers%2Fbian%2Fmaterial%2Fsesi3manajemenrisikok3.doc&ei=ooNYU67EFIbGrAen14DQCw&usg=AFQjCNEId5aIe1Za7h6qREJqTf4X1BdR6w&bvm=bv.65397613,d.bmk. (Diakses 2011).

Simanjuntak, Hakim. 2013.  Pengertian Resiko dan Ancaman (on-line). Http://searchglobalonline.blogspot.com/2013/02/pengertian-resiko-dan-ancaman.html.  (Diakses Februari 2013).

Sumayoko.  2012.  Manajemen Risiko dan Audit (on-line).  Http://sumayoko.blogspot.com/2012/12/manajemen-risiko-dan-audit.html. (Diakses Desember 2012).

Wikipedia. 2013. Risiko (on-line). Http://id.wikipedia.org/wiki/Risiko (Diakses tanggal 7 April 2013).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar