Minggu, 25 Oktober 2015

Dampak Positif dan Negatif Imperialisme bagi Bangsa Indonesia

Imperialisme
Imperialisme adalah paham yang mendasari suatu negara untuk menguasai negara/bangsa lain yang dilakukan dengan membentuk pemerintahan jajahan dengan tujuan untuk menguasai seluruh aspek kehidupan masyarakat, baik politik, ekonomi, sosial, budaya, dan militer.

Dampak Imperialisme

Dampak Buruk Bagi Bangsa Indonesia

Pada zaman imperialisme, bangsa Indonesia mengalami keterpurukan baik itu dari segi ekonomi, fisik, dan spiritual. Bayangkan saja jika dipaksa untuk bekerja keras dengan kecaman dan ancaman yang siap menerjang tubuh namun hasil kerja kerasnya tidak bisa dinikmati bahkan sepersekiannya. 

Selain itu, imperialisme juga mengeruk kekayaan alam bumi nusantara berupa rempah dan sebagainya yang menyebabkan rakyat semakin menderita apalagi ditambah dengan mengadu domba kerajaan-kerjaan yang ada di nusantara

Dampak Positif bagi Bangsa Indonesia

Tidak hanya menyisakan duka, tapi imperialisme juga menyisakan peniggalan-peniggalan yang masih kita nikmati sampai sekarang yang berupa bangunan dan infrastruktur, seperti jalan raya, benteng, dan sebagainya.

Selain itu, imperialisme datang mengenalkan cara mengolah tanaman yang lebih modern sehingga berdampak pada arus pola pikir masyarakat dalam bertani.

Demikianlah dampak dari imperialisme terhadap bangsa Indonesia, mungkin saat ini kitalah yang menikmati dampak positifnya namun yang harus kita pahami bahwa para pendahulu kita berjuang sekuat tenaga untuk hidup pada masa imperialisme. Kita tidak boleh hanya berpangku tangan, kita harus maju menjadi bangsa yang besar dan tetap menghargai jasa-jasa para pahlawan.


Mengapa sampai saat ini Tata Hukum Kolonial masih berlaku di Indonesia ?


Karena adanya perjalanan sejarah yang panjang dari penjajahan yang dilakukan oleh penjajah kolonial khususnya, penerapan hukum juga dari masa lalu yang diterapkan sudah menjadi darah daging dalam dunia hukum di Indonesia sehingga mempengaruhi hampir semua aspek, bukan hanya pada aspek agraria semata melainkan perbedaan pandangan terhadap Hak Azazi Manusia (HAM) dan menghindari terjadinya kekosongan Hukum atau kevakuman Hukum. Aspek-aspek lain juga ikut terpengaruhi terhadap budaya hukum barat yang sejak dulu sudah diterapkan. Saat ini Negara Indonesia belum bisa sepenuhnya untuk mengganti Tata Hukum Kolonial, karena masih terdapat sebagian besar dasar hukum Belanda yang berlaku di Indonesia sebagai hukum positif (IUS CONSTITUM), contohnya : KUH Pidana, KUH Perdata, KUH Dagang dan sebagainya.


Pengertian kolonialisme dan imperialisme


Kolonialisme

Koloni berasal dari kata colonia (bahasa Latin) yang artinya tanah pemukiman (jajahan). jadi koloni berarti pemukiman suatu negara di luar wilayah negaranya yang kemudian dinyatakan sebagai bagian wilayahnya.

Adapun kolonialisme mengandung arti upaya penguasaan atas suatu daerak/wilayah oleh negara penguasa untuk memperluas daerahnya atau wilayahnya. Penguasaan daerah tersebut umumnya dilakukan secara paksa untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya bagi negara induk (motherland).

Kolonialisme adalah suatu usaha untuk untuk mengembangkan kekuasaaan suatu negara diluar wilayah negara tersebut. Kolonialisme pada umumnya bertujuan untuk mencapai dominasi ekonomi atas sumber daya, manusia, dan perdagangan di suatu wilayah. Wilayah koloni umumnya adalah daerah-daerah yang kaya akan bahan mentah untuk keperluan negara yang melakukan kolonialisme.


Imperialisme
imperialisme berasal dari kata imperium (bahasa Latin) yang artinya memerintah. Imperialisme merupakan suatu sistem penjajahan yang dilakukan dengan jalan membentuk pemerintah jajahan dengan menanamkan pengaruh segala bidang kehidupan dan mengendalikan daerah yang dijajahnya.


Pengertian Imperialisme Imperialisme adalah usaha memperluas kekuasaan suatu negara untuk menguasai negara lain. Imperialisme dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu imperialisme kuno dan imperialisme modern. Imperialisme kuno berlangsung sebelum revolusi industri dan bertujuan untuk memiliki kekayaan (gold), mencapai kejayaan (glory), dan menyebarkan agama (gospel). Spanyol dan portugis adalah negara yang menjalankan imperialisme kuno. Sementara Inggris merupakan negara yang menganut imperialisme modern.

Latar Belakang Timbulnya Kolonialisme dan Imperialisme


1.   Perdagangan Rempah-rempah
Sejak akhir zaman pertengahan, saudagar-saudagar Genoa dan Venesia (Italia) telah mengadakan hubungan dagang dengan dunia timur yang makmur. Komoditas perdagangan kain, emas, perak dipertukarkan dengan rempah-rempah, sutra dari Cina dan hasil-hasil lain yang sangat menarik telah sampai ke Eropa Barat. Rempah-rempah ini sangat diperlukan oleh orang-orang Eropa untuk bumbu masakan, mengawetkan makanan, dan bahan obat-obatan. Daerah timur yang menghasilkan rempah-rempah adalah Indonesia, yakni daerah kepulauan Maluku seperti Ambon, Seram, Banda, dan Maluku Utara.

Kepulauan Ambon, Seram, dan Maluku Utara menghasilkan cengkeh, sedangkan kepulauan Banda menghasilkan pala dan bunga pala. Kepulauan Maluku yang kaya dengan rempah-rempah ini menjadi tujuan para pedagang rempah-rempah Eropa dan pelaut Eropa. 

Di samping cengkeh, pala, dan bunga pala, Indonesia juga menghasilkanmerica dan lada di pulau Sumatera. Di zaman dahulu rempah-rempah dari kepulauan nusantara yang dengan segala susah payah dan melalui petualangan yang penuh bahaya diangkut mengarungi Samudera Hindia ke pantai barat Afrika dan dengan kalifah perdagangan diangkut ke Asia Tengah dan dari sana ke kerajaan Romawi. Ada juga yang diangkut lewat jalan daratan benua Asia ke Asia Tengah dan dari sana ke kerajaan Romawi. Ternyata rempah-rempah telah berabad-abad membangun hasrat orang Eropa untuk berlayar mencari pulau-pulau rempah-rempah ini dan menguasai perdagangannya.

2.   Hubungan Timur-Barat
Perang Salib telah memberi kesempatan kepada orang Eropa untuk lebih mengenal dunia timur. Timbullah hasrat mereka akan hasil-hasil dunia timur, terutama rempah-rempah. Hasrat yang terpendam berabad-abad akhirnya mendapat dukungan dari para raja negara-negara nasional, seperti Portugis, Spanyol, Perancis, Inggris, dan Belanda. Negara-negara ini mendukung para pelautnya yang berusaha mencari jalan langsung ke Indonesia.

3.   Tumbuhnya Golongan Saudagar
Penguasa-penguasa negara-negara nasional membantu kegiatan per-dagangan. Pemupukan modal untuk mengembangkan perekonomian seoptimal mungkin. Ajaran Merkantilisme yang amat berpengaruh di Eropa pada abad ke-16 hingga 17 menyatakan:
a.   Ekonomi nasional yang berswasembada menjadi tujuan setiap bangsa (Eropa);
b.   Pemupukan penyediaan emas dan perak;
c.   Barang-barang harus lebih banyak dijual daripada dibeli; dan
d.   Peredaran modal akan dapa dilindungi dengan tetap menjadikan daerah koloni sebagai penghasil bahan mentah.

4.   Semangat Renaisance
Semangat renaisance adalah semangat menyelidiki dan mencoba untuk mendapatkan sesuatu yang baru. Hal ini menyebabkan mereka lebih memper-hatikan dunia sekitar mereka. Reformasi yang terjadi pada abad ke-16 di Eropa menimbulkan keberanian pada dunia usaha dan lahirnya golongan saudagar dan pedagang.

5.   Kemajuan Ilmu Pengetahuan Pelayaran
Di Eropa pada abad ke-15 tumbuh anggapan bahwa dunia ini bundar. Kalau para pelaut berlayar ke arah barat, mereka akan sampai pula di timur. Ditemukannya kompas dan alat-alat pelayaran lainnya mendorong orang Eropa untuk mengunjungi dunia timur. Lebih-lebih setelah peta pantai yang sesuai diketahui berdasarkan laporan perjalanan dari penjelajah samudera Eropa sebelumnya (Marcopolo).



Perbedaan Otot polos, otot lurik, dan otot Jantung


No
Ciri
Jenis Otot
Otot polos
Otot Lurik
Otot Jantung
1.
Letak
Terletak di area bagian dalam organ-organ tubuh manusia, seperti di usus, lambung, dan tempat lainnya.
Melekat pada kerangka, seperti rangka kaki dan tangan.
Terletak pada dinding jantung.
2.
Jumlah
Satu
Banyak
Satu
Letak inti
Di tengah sel
Sekitar tepi sel
Di tengah-tengah sel
3.
Sifat kontraksi
Otot polos berkontraksi secara refleks dan di bawah
pengaruh saraf otonom. Kecepatan kontraksi otot polos adalah lambat.
Kontraksi otot lurik berlangsung cepat bila menerima rangsangan, berkontraksi sesuai dengan kehendak dan di bawah pengaruh saraf sadar. Kecepatan kontraksi otot lurik adalah cepat.
kontraksi otot jantung secara refleks serta reaksi terhadap rangsang lambat. Kecepatan otot jantung adalah sedang (intermedier).
4.
Fungsi
menggiring bolus melalui lambung, usus halus, usus besar rektum anus (involunter)
untuk menggerakkan tulang dan melindungi kerangka dari benturan keras.
Fungsi otot jantung adalah untuk memompa darah ke luar jantung. 
5.
Gambar

Makalah Pembangunan Ekonomi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Tujuan bernegara suatu bangsa adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakatnya, namun hal tersebut sangat sulit untuk direalisasikan mengingat beragam persoalan  yang dihadapi oleh negara tersebut. Pembangunan ekonomi dewasa ini pada kenyataannya masih meletakkan peranan Negara/pemerintah dalam proses pertumbuhan ekonomi. Paradigma pembangunan ekonomi yang meletakkan Negara/pemerintah dalam merencanakan, dan melaksanakan pembangunan dalam kenyataannya kurang berhasil, hal ini disebabkan oleh kurangnya kesempatan yang diberikan kepada rakyat untuk ikut dalam proses pemilihan dan pelaksanaan pembangunan perekonomian bangsa.Untuk itu pembangunan ekonomi perlu diubah dalam artian perlu dibangun suatu sistem ekonomi yang mantap, kuat, dan dapat bertahan yakni dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk terlibat langsung sebagai pelaku-pelaku ekonomi yang dapat meningkatkan perekonomian nasional.
Pembangunan ekonomi nasional juga tidak lepas dari derasnya arus globalisasi ekonomi, sekarang ini manusia dengan ide, bakat, IPTEK, beserta barang dan jasa yang dihasilkan dapat dengan mudah melewati batas Negara. Pergerakan yang relatif bebas dari manusia, barang dan jasa yang dihasilkan, ternyata bukan hanya telah menimbulkan saling keterkaitan dan ketergantungan tetapi juga telah menimbulkan persaingan global yang semakin ketat.
Adanya keterkaitan dan ketergantungan serta persaingan global menyebabkan hampir semua kehidupan dalam suatu Negara terpengaruh oleh ekonomi internasional. Dengan kata lain dalam era globalisasi dan perdagangan bebas saat ini dapat dikatakan tidak ada lagi Negara yang “autarki”, yaitu Negara yang hidup terisolasi, tanpa mempunyai hubungan ekonomi, keuangan, maupun perdagangan internasional. Keseimbangan ekonomi nasional sangat dipengaruhi ekonomi internasional, yaitu impor (M) sebagai supply dan expor (X) sebagai demand dari luar negeri.
Untuk mengantisipasi derasnya arus globalisasi ekonomi diatas maka yang perlu disiapkan adalah bagaimana  engoptimalkan sumberdaya manusia yang ada. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor produksi dalam usaha menghasilkan barang atau jasa oleh satuan-satuan ekonomi. Bahkan menurut Adam Smith bahwa “Manusialah sebagai factor produksi utama yang menentukan kemakmuran bangsa-bangsa”. Salah satu sektor sumberdaya manusia yang diharapkan untuk mengembangkan perekonomian nasional dimasa datang adalah mengarahkan/melibatkan masyarakat agar dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya dengan menciptakan lapangan kerja dalam artian berwirausaha.
Untuk mendorong jiwa kewirausahaan atau entrepreneurship berpijak pada asumsi dan keyakinan bahwa kinerja seseorang atau sekelompok orang merupakan hasil akhir atau relstante dari tiga unsur yang selalu berinteraksi yaitu: kemauan, kemampuan, dan kesempatan. Pada umumnya, titik tolak semua keberhasilan termasuk sebagai wirausaha adalah kemauan, tetapi kemauan tersebut akan berkembang atau mandeg sesuai dengan dan atau simultan dengan perkembangan kemampuan dan kesempatan yang tersedia dan atau dapat dimamfaatkan.

1.2 Rumusan Masalah
 Berdasarkan latar belakang di atas maka dalam makalah ini penulis merumuskan masalah yang akan dibahas:
a.  Apa pengertian dari Pembangunan Ekonomi?
b. Apakah perencanaan dari Pembangunan Ekonomi ?
c.  Apakah indikator dari Pembangunan Ekonomi ?

1.3 Tujuan Penulisan
 Berdasarkan rumusan masalah yang dibahas di makalah ini maka penulisan makalah ini mempunyai tujuan sebagai berikut:
a.  Memberikan pengetahuan tentang Pembangunan Ekonomi
b. Memberikan pengetahuan tentang perencanaan Pembangunan Ekonomi
c.  Memberikan pengetahuan tentang indikator Pembangunan Ekonomi



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara. Pembangunan ekonomi (economic of development) merupakan usaha – usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang sering kali diukur dengan tinggi rendahnya taraf hidup suatu bangsa yang sering di ukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riel per kapita. Pembangunan ekonomi juga adalah suatu proses peralihan (transisi) dari tingkat ekonomi tertentu yang bercorak sederhana menuju ke tingakat ekonomi tertentu yang bercorak sederhana menuju ke tingkat ekonomi yang lebih maju. Tujuan pembangunan ekonomi disamping untuk menaikkan pendapatan nasional riel juga untuk meningkatkan produktivitas.
Selain itu, Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur- ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara. Jadi dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.

B.     Perencanaan Pembangunan Ekonomi
Istilah Perencanaan memiliki pengertian yang berbeda-beda dari para ahli. Banyak dokumen perencanaan nasional atau pernyataan dari para pemimpin politik yang memperkenalkan pengertian mereka sendiri. Para pakar ekonomi pun belum ada kesepakatan tentang pengertian istilah perencanaan pembangunan ekonomi tersebut. Menurut Conyers dan Hills (1994), Perencanaan sebagai suatu proses yang bersinambung yang mencakup keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan berbagai alternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pada masa yang akan datang. Sedangkan Arsyad (2002), menyatakan ada 4 (empat) elemen dasar perencanaan yakni:
1.      Merencanakan berarti memilih
2.      Perencanaan merupakan alat pengalokasian sumber daya
3.      Perencanaan merupakan alat untuk mencapai tujuan
4.      Perencanaan untuk masa depan.


Unsur-unsur pokok perencanaan pembangunan ekonomi yaitu :
1.    Kebijaksanaan dasar atau strategi dasar rencana pembangunan.
2.    Adanya kerangka rencana makro.
3.    Perkiraan sumberdaya-sumberdaya bagi pembangunan khusunya sumber-sumber pembiayaan pembangunan.
4.    Uraian tentang kerangka kebijaksanaan yang konsisten seperti misalnya kebijaksanaan fiskal, penganggaran, moneter, harga serta kebijaksanaan sektoral lainnya.
5.    Perencanaan pembangunan adalah program investasi yang dilakukan secara sektoral. Penyusunan program investasi secara sektoral ini dilakukan bersama-sama dengan penyusunan rencana-rencana sasaran.

Model-Model Perencanaan Pembangunan
       Menurut Todaro (1986) dalam buku Perencanaan Pembangunan : Model dan Metode, perencanaan (pembangunan) ekonomi merupakan usaha secara sadar dari suatu organisasi pusat untuk mempengaruhi, mengarahkan, serta dalam beberapa hal, bahkan mengendalikan perubahan dalam variable-variabel ekonomi yang utama (misalnya : PDB, konsumsi, investasi, tabungan dll.).
       Model pembangunan ekonomi merupakan seperangkat hubungan terorganisasi yang memerikan berfungsinya suatu kesatuan perekonomian (rumah tangga, individu, nasional dan internasional) dengan seperangkat asumsi-asumsi yang disederhanakan.

Model-model perencanaan pembangunan antara lain:
1.      Model Agregat
Tipe model perencanaan yang paling sederhana adalah model agregat  yang berhubungan dengan perekonomian secara keseluruhan dan menyangkut komponen-komponen agregat seperti konsumsi, produksi, investasi, tabungan , ekspor, impor, dan lain lain.  Model ini biasanya digunakan untuk menentukan laju pertumbuhan PDB dengan asumsi yang disederhanakan. Model perencanaan pertama dan pemula yang digunakan hampir semua oleh negara berkembang adalah model pertumbuhan agregat. (aggregate growth model). Model ini mengulas perekonomian secara keseluruhan dengan menggunakan variabel-veriabel makroekonomi yang dinilai paling mempengaruh tingkatan dan laju pertumbuhan output nasional, yaitu tabungan, investasi, cadangan modal, nilai ekspor, impor, bantuan luar negeri, dan sebagainya. Model pertumbuhan agregat ini merupakan model yang cocok untuk meramalkan pertumbuhan output (dan mungkin juga ketenagakerjaan) dalam kurun waktu antara tiga sampai dengan lima tahun.

2.      Model Input-Output dan Proyeksi Sektoral: Gagasan Dasar
Pendekatan lain yang jauh lebih canggih terhadap perencanaan pembangunan menggunaka beberapa varian model-antar industri (inter-industry model) atau model input-output (input-output model). Pendekatan ini memperhitungkan kenyataan bahwa kegiatan ekonomi dalam sektor-sektor industri yang utama senantiasa saling berhubungan satu sama lain dalam suatu bentuk himpunan persamaan aljabar yang simultan yang pada akhirnya akan menunjukan proses produksi atau teknologi yang digunakan dalam masing-masing sektor industri. Semua industri selain dianggap selain sebagai produsen output tertentu  juga sebagai konsumen atau pihak yang menggunakan output dari industri yang lain sebagai input-inputnya. Sebagai contoh adalah sektor pertanian. Selain sebagai produsen output tertentu (misalnya gandum) sektor ini juga menggunakan input-input yang merupakan output-output , katakalah sektor industri mesin dan sektor industri pupuk.

3.      Penilaian Proyek dan Analisis Manfaat Biaya Sosial
Meskipun lembaga perencanaan di negara-negara berkembang pada umumnya menggunakan output-input sektoral yang telah disederhanakan, namun dalam kegiatan operasional sehari-harinya mereka lebih memperhatikan alokasi dana investasi pemerintah yang selalu terbatas berdasarkan teknik analisis makroekonomi yang dikenal dengan nama penilaian proyek (project appraisal). Namun hendaknya hubungan intelektual dan operasional antara tiga teknik perencanaa yang penting tersebut tidak diabaikan. Model pertumbuhan  makro menyusun strategi yang luas, yang bila disertai dengan analisis output-input, akan pelaksanaan upaya pemenuhan target sektoral domestik secara konsisten, sedangkan penilaian proyek khusus dirancang untuk mennjamin terciptanya perencanaan proyek yang efisien unutk masing-masing sektor. Hubungan timbal balik antara ketiga tahap perencanaan tersebut akan sangat banyak menentukan keberhasilan pelaksanaan perencanaan pembangunan tersebut.

Sistem Perencanaan Pembangunan di Indonesia
       Perencanaan pembangunan nasional dari perspektif “top down” atau “central approach”  bisa dideskripsikan sebagai berikut (LAN, 1993 dalam buku Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia) :
1.      Rencana Jangka Panjang. Perencanaan jangka panjang dalam pembangunan nasional sebelum era reformasi dituangkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang merupakan Ketetapan MPR.
2.      Rencana Jangka Menengah. Pada Pola Umum Pelita digariskan tujuan, prioritas dan arah kebijaksanaan pembangunan secara umum dan dalam bidang-bidang serta sektor-sektor.
3.      Rencana Pembangunan Daerah. Dari rencana jangka menengah (Repelita) diadakan pembagian kedalam sektor-sektor pembangunan, maupun kedalam rencana pembangunan wilayah-wilayah / propinsi.
4.      Rencana Pembangunan Tahunan. Perencanaan pembangunan tahunan tercermin dalam APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara).  Perencanaan tahunan merupakan penjabaran dari Repelita. 


C.    Indikator Keberhasilan Pembangunan Ekonomi
Pembangunan Ekonomi memiliki tiga Indikator pokok, berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing Indikator Pembangunan Ekonomi :
1.      Indikator Moneter
Indikator ini berkaitan dengan uang. Uang disini berupa tingkat income yang diterima oleh masyarakat. Dalam indicator moneter, ada beberapa indicator yang dapat diukur, yakni :
      1)    Pendapatan Per Kapita
Pendapatan per kapita seringkali digunakan pula sebagai indicator pembangunan selain untuk membedakan tingkat kemajuan ekonomi antara Negara-negara nmaju dengan Negara sedang berkembang. Pendapatan per kapita selain dapat memberikan gambaran tentang laju pertumbuhan kesejahteraan masyarakat di berbagai Negara juga dapat menggambarkan perubahan corak perbedaan tingkat kesejahteraan masyarakat yang sudah terjadi di antara berbagai Negara.
Ada beberapa kelemahan terkait digunakannya angka pendapatan per kapita sebagai indicator pembangunan ekonomi, akan tetapi pendekatan ini masih sangat cocok untuk digunakan dan mudah untuk dipahami, dan  indicator ini mungkin adalah indicator pembangunan ekonmoi satu-satunya yang “terbaik” yang ada pada saat ini.  Berikut ini adalah identifikasi-identifikasi kelemahan pendapatan perkapita,  sebagai Indikator Pembangunan Ekonomi :
1)      Kelemahan Umum Pendekatan Pendapatan Per Kapita. Kelemahan dalam indikator ini adalah bersumber pada anggapan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat ditentukan oleh besarnya pendapatan per kapita msayarakat tersebut.
2)      Kelemahan Metodologis Pendekatan Pendapatan per Kapita. Nilai pendapatan perkapita secara khusus merupakan  indeks untuk menunjukkan perbandingan kesejahteraan dan jurang  tingkat kesejahteraan antar masyarakat masih mempunyai kelemahan. Kelemahan tersebut timbul karena perbandingan dengan cara demikian mengabaikan adanya perbedaan-perbedaan antara Negara dalam hal seperti, struktur umur penduduk, distribusi pendpatan masyarakat nasional, metode perhitungan pendapatan, dan perbedaan nilai mata uang nasional dengan mata uang dolar Amerika Serikat.

2.      Indikator Non-Moneter
Indikator ini merupakan indicator yang diambil dari beberapa hal pokok yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat. Sama halnya dengan indicator sebelumnya, Indikator memiliki beberapa macam-macam sub- Indikator. Berikut ini adalah uraiannya.
1)      Indikator Sosial
Ahli Pembangunan Ekonomi yang bernama Beckerman membedakan berbagai penelitian tentang cara-cara membandingkan tingkat kesejahteraan dalam 3 kelompok.
Kelompok pertama, merupakan suatu usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan yang terjadi dalam masyarakat yang ada di dalam dua atau beberapa Negara dengan cara memperbaiki pelaksanaan dalam perhitungan pendapatan nasional biasa. Usaha ini dipelopori oleh Colin Clark yang selanjutnya disempurnakan oleh Gilbert dan Kravis. Kelompok kedua, dengan usaha membuat penyesuaian dalam pendapatan masyarakat yang dibandingkan dengan melihat pertimbangan perbedaan tingkat harga disetiap Negara. Kelompok ketiga, adalah usaha untuk membuat perbandingan tingkat kesejahteraan dari setiap Negara berdasarkan pada data yang tidak bersifat moneter seperti, jumlah kendaraan bermotor, konsumsi minyak, jumlah penduduk yang mengenyam pendidikan, dan usaha ini dipelopori oleh tokoh yang bernama Bennet.

2)      Indeks Kualitas Hidup dan Indeks Pembangunan Manusia
Untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat, ada sebuah indeks gabungan yang dikenal dengan Physical Quality of Line Index (PQLI) danIndeks Kualitas Hidup (IKH). Indeks ini diperkenalkan oleh Morris D. Morris. Indeks Kulaitas Hidup (IKH) terdiri dari 3 indikator yakni, tingkat harapan hidup, angka kematian, dan tingkat melek huruf.
Sejak tahun 1990, United Netions for Development Program (UNDP) mengembangkan indeks yang sering dikenal dengan istilah Indeks Pembangunan Manusia (HDI). Sedangkan indicator yang digunakan untu mengukur indeks ini adalah :
a.       Tingkat harapan hidup.
b.      Tingkat melek huruf masyarakat.
c.       Pendapatan riil perkapita berdasarkan daya beli masing-masing Negara.

3.      Indikator Campuran
Ada sembilan yang termasuk indikator campuran, sebagai berikut:
a.       Pendidikan
Pendidikan adalah suatu indicator yang digunakan dalam mengukur pembangunan ekonomi suatu Negara. Pada umumnya, dalam Negara maju tingkat pendidikan rata-rata tinggi dengan TPAK dari tahun ketahun selalu meningkat. Negara maju sangat memperhatikan tingkat pendidikan para penduduknya. Berbeda dengan Negara sedang berkembang, pendidikan di NSB masih rendah jika dibandingkan Negara maju. Terbukti tingkat melek huruf dan TPAk serta angka partisipasi sekolah masih rendah. Sehingga, dari perbandingan tersebut, indicator yang dapat diukur dalam pendidikan yakni ; tingkat pendidikan, tingkat melek huruf, dan tingkat partisipasi pendidikan.
b.      Kesehatan
Kesehatan merupakan hak asasi yang harus dipenuhi demi keberlangsungannya kehidupan bermasyarakat. Indikator tingkat kesehatan dapat dilihat dari rata-rata hari sakit dan ketersediaannya fasilitas kesehatan. Ketika terpenuhinya pembangunan ekonomi berupa kesejahteraan dalam bidang kesehatan, dapat dilihat dari beberapa indikasi berupa tingkat mortalitas yang rendah, angka pertumbuhan penduduk yang tinggi, dan angka harapan hidup yang tinggi.
c.       Perumahan
Rumah merupakan kebutuhan primer yang harus terpenuhi oleh masing-masing penduduk.  Indicator perumahan yang sesuai dengan tujuan kesejahteraan penduduk yakni sumber air bersih dan listrik, sanitasi, dan mutu rumah tinggal.
d.      Angkatan Kerja
Penduduk yang dikatakan angkatan kerja adalah orang yang telah berumur 15-64 tahun. Angkatan kerja ini juga dibagi lagi menjadi dua yakni bekerja dan sedang mencari pekerjaan (Menganggur). Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kesejahteraan angkatan kerja adalah, partisipasi tenaga kerja, jumlah jam kerja, sumber penghasilan utama, dan status pekerjaan.
e.       KB dan Fertilitas
Indikator yang dapat digunakan yakni, penggunaan asi, tingkat imunisasi, kehadiran tenaga kesehatan pada kelahiran, dan penggunaan alat kontrasepsi.
f.       Ekonomi
Pembangunan ekonomi pada dasarnya di ikuti dengan pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi, kita dapat melihat Indikator ekonomi itu sendiri, yakni tingkat pendapatan dan konsumsi per kapita.
g.      Kriminalitas
Pada dasarnya Negara maju memiliki tingkat kriminalitas yang rendah, hal ini disebabkan sudah lengkapnya alat keamanan Negara yang digunakan oleh Negara tersebut.  Hal ini berbeda dengan keadaan di Negara sedang berkembang. Di NSB, banyak terjadi kriminalitas yang disebabkan beberapa factor seperti adanya cultural shock, ketidak mampuan dalam memenuhi kebutuhan, dan adanya kepentingan dari suatu pihan. Indicator kriminalitas itu sendiri diantaranya adalah, jumlah pencurian per tahun, jumlah pembunuhan per tahun, dan jumlah pemerkosaan per tahun.
h.      Perjalanan Wisata
Indikatornya adalah frekuensi perjalanan wiata per tahun.
i.        Akses Media Massa
Akses media bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam masyarakat itu sendiri. Indikatornya antara lain : jumlah surat kabar, jumlah radio, dan jumlah televisi.



DAFTAR PUSTAKA



Agusto, Poernomo. 2012. Indikator Pembangunan Ekonomi (dalam http://poernomoagusto.blogspot.co.id/2012/06/800x600-normal-0-false-false-false-en.html, diakses Juni 2012).

Pustaka. 2014. Perencanaan Pembangunan Ekonomi (dalam http://pustakanew.blogspot.co.id/2014/10/perencanaan-pembangunan-ekonomi.html, diakses Oktober 2014).

Wikipedia. Pembangunan Ekonomi. (dalam https://id.wikipedia.org/wiki/ Pembangunan ekonomi).